Pencurian Kerbau Marak di Taput 33 Ekor Hilang

Written By Unknown on Jumat, 11 Mei 2012 | 04.34


Sepanjang tahun 2011 hingga Mei tahun 2012, warga Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) sudah kehilangan sebanyak 33 ekor ternak kerbau. Semuanya hilang dicuri dari pengandangan di ladang.
Hal itu diungkapkan anggota Komisi A Bidang Hukum DPRD Taput Charles Simanungkalit kepada wartawan di gedung dewan, Kamis, (10/5).   

Dia menyampaikan, data itu diperoleh dari laporan sejumlah warga yang merasa kehilangan ternak kerbau di sejumlah lokasi di Kabupaten Taput dan sudah melaporkan kehilangan itu kepada aparat kepolisian. 

"Setelah kami total datanya semua, sudah ada 33 ekor kerbau yang hilang dari Taput sejak 2011 sampai 2012, semuanya dicuri pencuri dari beberapa lokasi pengandangan di ladang. Maraknya pencurian kerbau ini sudah sangat meresahkan warga," ungkap Charles Simanungkalit. 

Dia menyebutkan, total kehilangan kerbau itu dimulai Juni 2011 terjadi di Desa Huta Raja Sipoholon sebanyak 6 ekor kerbau. Januari 2012 sebanyak 5 ekor kerbau di Silangkitang. 

Selanjutnya pada Ferbruari 2012 sebanyak 16 ekor di Dusun Sibadak Kelurahan Situmeang, Kelurahan Hutabarat, selanjutnya di Kelurahan Hau Sisadasada. Sedang pada Mei sebanyak 6 ekor kerbau hilang di Dusun Parsinaran. 

Berdasarkan laporan warga, modus pencurian kerbau di ladang diduga dilakukan pencuri dengan cara menarik kerbau secara pelan-pelan dan dinaikkan ke truk dan dibawa ke luar daerah pada malam hari," ucapnya. 

Dia meminta, agar aparat kepolisian Taput untuk melakukan penyelidikan terhadap maraknya pencurian kerbau di daerah ini.

"Soalnya warga sudah merasa resah, kalau sampai 33 ekor kerbau hilang berapa kerugian warga?. Kami minta Polres Taput melakukan penyelidikan secara maksimal, karena selama ini sudah banyak laporan warga tapi belum ada realisasinya,"ucapnya. 

Apalagi, menurut Carles Simanungkalit, melihat dari maraknya pencurian ini, diduga sudah ada sindikat pencurian kerbau secara professional berkeliaran di Taput. 

"Sebab kami menduga tidak mungkin pencuri itu bisa mendeteksi dan mengetahui peta lokasi-lokasi pengandangan kerbau di ladang kalau tidak ada kaki tangan di daerah ini,"katanya.

Wakapolres Taput Benma Sembiring menyampaikan, pihaknya sudah berusaha maksimal untuk melakukan penyelidikan terhadap pencurian kerbau di daerah ini. 

"Bahkan kami juga sudah membentuk tim khusus untuk menyelidiki hal pencurian ini dan semua laporan warga langsung kita tindaklanjuti," ucapnya. 

Namun, dia mengakui pihaknya memang merasa kesulitan untuk memantau seluruh ternak warga, terutama yang di tinggal di pengandangan di ladang. 

"Kami sudah menyarankan agar para peternak supaya jangan mengandangkan kerbaunya jauh dari pemukiman, karena tidak mungkin kerbau yang di ladang bisa dipantau semuanya. Ini saja hambatannya,"ucapnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda