Longsor, Jalur Simalungun– Deliserdang Terancam Putus
Written By Unknown on Sabtu, 24 Maret 2012 | 05.27
DELISERDANG – Ruas jalan provinsi yang menghubungkan Deliserdang- Serdangbedagai dan Simalungun terancam putus akibat longsor tebing jalan tersebut sehingga mengikis badan jalan. Lokasi longsor paling parah terjadi di Desa Sipingan, Kecamatan STM Hulu, Deliserdang dan Desa Togur, Kecamatan Dolok Silau, Simalungun.
BerdasarkanpantauanSINDO, di Desa Togury ang berjarak 90kilometer(Km)dari Lubukpakam, IbuKota Deliserdang, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sumatera Utara sedang berupaya memperbaiki jalan yang terkikis akibat longsor. Tampak ada tiang pancang yang tertanam di tebing yang berada di sisi kiri dan kanan jalan.“Tiang pancang tersebut sebagai fondasi untuk membuat tembok penahan,” ujar Iwan seorang PNS Dinas PU di lokasi. Dia menjelaskan, lokasi ini sangat berpotensi terjadi longsor.
Penyebabnya, kontur tanah berpasir dan persis di atas tebing curam pada kedua sisinya Oleh karena itu,dia pesimistis bila tembok penahan yang tengah dikerjakan tersebut nantinya mampu bertahan lama. Dia menunjukkan tiang pancang yang sudah dibuat sebelumnya hanya bertahan beberapa bulan. Termasuk kondisi jalan yang sudah rusak, padahal baru sebulan diaspal dengan hotmix. “Lihat itu, tiang pancang yang lama sudah ambrol juga,”ujarnya. Hal serupa terjadi di Desa Sipingan yang berjarak 10 Km dari longsor di Desa Togur. Ucok Saragih, seorang warga Desa Togur menuturkan, kondisi tersebut dipicu tidak adanya pohon bambu yang dulunya tumbuh subur di kedua sisi tebing.“Waktu dulu masih hutan bambu tak ada longsor.
Kalau (pohon) karet kan ngak kuat, begitu hujan, pasti longsor,”katanya. Kondisi ini terjadi, setelah lahan tersebut dijual kepada seorang warga Kota Medan. Lantas, sejak 5 tahun silam areal tersebut berubah menjadi kebun karet. Hal yang sama juga terjadi di Desa Sipingan. Sejak dibeli oleh petinggi dari Kota Tebingtinggi, lahan di bibir jalan tersebut kini berubah menjadi lahan perkebunan. Longsor menyebabkan jalan yang semula memiliki lebar 8 meter, saat ini tersisa 3 meter saja. Padahal jalur ini sangat vital karena sering dilalui kendaraan yang mengangkut hasil pertanian, seperti karet dan kelapa sawit. Sebelum jalan ini ambrol, setiap hari biasa dilalui ratusan kendaraan.
Saat ini badan jalan hanya cukup dilalui satu kendaraan dan jumlah kendaraan yang melintas bisa dihitung dengan jari. Di tempat terpisah,Kepala. Dinas Infokom Pemkab Deliserdang Neken Kataren mengakui, hampir seluruh ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Deliserdang dengan Simalungun,persisnya di Kecamatan STM Hulu dinilai rawan longsor. Terlebih, ketika curah hujan tinggi. Untuk itu Pemkab Deliserdang mengimbau agar warga sekitar maupun pengguna jalan lebih berhati-hati.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar anda