Tobasa siapkan 150 hektar sawah organik

Written By Unknown on Sabtu, 24 Maret 2012 | 05.52



BALIGE – Dinas Pertanian Toba Samosir (Tobasa) menargetkan sekitar 150 hektare (ha) lahan sawah disiapkan untuk produksi padi organik hingga 2012 ini.Namun untuk jangka pendek 2015 ditargetkan mencapai 500 ha.

Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Tobasa Parlindungan Simanjuntak menyebutkan, untuk mencapai sasaran itu dinas telah menganggarkan dana untuk sarana dan prasarana pendukung. Seperti pembuatan rumah kompos, mesin kompos, traktor tangan, lumbung padi,mesin penggiling padi. Pemeritah juga sudah menyusun program pasca panen two in one seperti penyediaan mobil pengangkut hasil panen hingga pemasaran produk pertanian organik.

“Dari BPS Tobasa peringkat kedua hasil padi setelah Deliserdang. Nah, atas prestasi tersebut kami akan menargetkan di tahun ini sebagai penghasil beras organik terbesar di Sumut,” tambah mantan Kabid Peternakan Tobasa tersebut di Balige,kemarin. Dia menyebutkan produksi organik merupakan produk yang paling diminati pasar saat ini. Karena itu Tobasa akan semakin memaksimalkan produksinya. “Selain itu juga sangat mendukung untuk ketahanan pangan kita,”paparnya.

Sementara itu, aktivis Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) Junpiter Pakpahan mengatakan, Serikat Tani Tobasa yang didampingi KSPPM telah melakukan sistem pemupukan tanpa bahan-bahan kimia. Tepatnya, kata dia, sejak 10 tahun lalu upaya tersebut sudah dilakukan untuk pengembalian budaya kearifan lokal yang selaras dengan alam, pemulihan alam dengan tidak memakai pupuk kimia atau pestisida kimia. “Nenek moyang kami tidak pernah mengenal bahan-bahan kimia di lahan pertaniannya,”kata dia.

Namun anehnya upaya tersebut belum mendapat dukungan pemerintah.Apalagi ada jaminan pemasaran produksi hasil pertanian organik. Cenderung petani dibiarkan berjalan sendiri. “Saat ini KSPPM telah menjalinkerjasamadenganPemkab Samosir dan Tapanuli Utara untuk menerbitkan ranperda untuk menjadi perda mengatur soal ini,”ujar alumni Asian Rural Institut (ARI) Jepang tersebut

sumber : waspadaonline

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda