Suhardi Tewas Ditikam di Kedai Tuak

Written By Unknown on Sabtu, 24 Maret 2012 | 02.52



SIANTAR- Suhardi (44) warga Kampung Baru, Kelurahan Pematang Bandar, Perdagangan, meregang nyawa setelah ditikam pemuda sekampungnya bermarga Dongoran (25). Peristiwa mengenaskan ini terjadi di salah satu kedai tuak dekat kediaman korban, Jumat (23/3) pukul 20.00 WIB.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, saat itu korban dan Dongoran minum tuak di kedai yang sama. Cerita punya cerita, teman korban punya perdebatan mulut dengan Dongoran. Lalu korban menegur Dongoran agar tidak perlu berdebat di warung.

Ditegur, Dongoran tak membantah, namun diam-diam ia pergi menuju parkiran sepedamotornya. Orang-orang di warung tersebut berpikir kalau Dongoran mau pulang ke rumahnya. Tapi ternyata Dongoran mengambil pisau dari sepedamotornya, dan langsung mendatangi korban. Kemudian menikamkannya ke perut korban. Usai menancapkan pisau ke perut korban, Dongoran lari.

Sariani (42), istri korban saat dijumpai di Kamar Jenazah Forensik RSUD dr Djasamen Saragih, mengaku baru mengetahui suaminya ditikam dari warga sekampung. “Saya tau suami saya ditikam dari orang kampung,” ujarnya sambil mengusap air matanya.

Dia menceritakan, selama ini suaminya bekerja ‘markomben’ di Tebingtinggi. Tadi siang pukul 12.00 WIB, bapak dua orang putra itu bernama Anhar (20) dan Mustafa (19) pulang ke rumah. “Sampai di rumah, suami saya tidur siang. Tapi sore harinya, teman suami saya bernama Aseng datang ke rumah. Mereka saya tinggal di rumah, karena saya pergi wiritan,” sambungnya tersenduk tangis.

“Pulang wirit saya tidak ketemu suami saya di rumah. Saya tanya anak di rumah, dibilang suami saya pergi bersama Aseng. Tak lama, saya dapat kabar suami saya ditikam,” katanya.

Mendengar itu, wanita berambut ikal ini langsung ke kedai tuak tempat suaminya ditikam. Saat itu pun, polisi dan warga sekitar membawa korban ke klinik terdekat.
“Karena klinik tak sanggup mengobatinya, suami saya dibawa ke Rumah Sakit Harapan Siantar. Tapi baru turun dari mobil, suami saya tidak bernafas lagi. Makanya langsung dibawa ke sini (kamar mayat, red),” ucapnya sambil menangis.

Menurut Sariani, suaminya Suhardi tidak pernah membuat rusuh. Orangnya pendiam, dan tidak mau ribut. Kalau minum tuak pun, tidak banyak dan tidak mau mabuk. “Akan saya suruh dia ganti nyawa suami saya. Nyawa tukar nyawa,” ujarnya.

Ia mengaku sangat terpukul atas kejadian ini. “Saya belum terima dengan kejadian ini,” katanya.

Kanit Reskrim Polsek Perdagangan Ipda D Sirait mengatakan, pelaku sudah ditangkap tak lama dari waktu kejadian. “Pelaku ditangkap dari rumah abangnya pada saat pelaku meminta uang mau melarikan diri. Terbongkarnya kasus ini berkat hape pelaku yang sempat terjatuh di TKP dan pelaku sempat mengirim pesan singkat kepada abang pelaku bahwasannya dia mau datang ke rumahnya,” sambungnya.

“Saat ini pelaku sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Perdagangan. Apa dan bagaimana motifnya, pelakunya masih diperiksa,” ujar Sirait. (osi/mag 2)
sumber :  jpnn.com

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda